Senin, 27 April 2020

Sistem Koordinasi

SISTEM KOORDINASI

A. SUSUNAN SISTEM SARAF MANUSIA
   

1. SISTEM SARAF PUSAT (SSP)

    Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

                       


A. OTAK

Otak terlindung di dalam tulang tengkorak. Otak sebagai pusat saraf sadar terbagiatas: otak besar, otak tengah, otak depan, otak kecil.

  • Otak Besar (cerebrum): merupakan bagian terbesar dari otak. Bagian luarnya tersusun dari substansi abu-abu yang disebut korteks serebral banyak mengandung badan sel saraf, , sedangkan bagian dalamnya tersusun dari substansi putih yang disebut nukleus basal, banyak mengandung dendrit dan neurit (akson), terdiri atas empat bagian, yaitu: (1) bagian belakang (lobus oksipitalis) merupakan pusat pengelihatan. Jika bagian ini mengalami gangguan maka penderita akan mengalami kebutaan. (2) bagian samping ( lobus temporalis) merupakan pusat pendengaran. Kerusakan pada bagian ini akan menyebakan ketulian. (3) bagian tengah merupakan pusat pengatur kerja kulit dan otot terhadap pengaruh panas, dingin, sentuhan dan tekanan. (4) antara bagian tengah dan belakang merupakan pusat perkembangan kecerdasan, ingatan, kemauan dan sikap. Kerusakan pada bagian ini mengakibatkan hilangnya daya ingat atau fasia. 
                     

Sebagai penerima sensasi pengindraan, mengatur kerja organ-organ tertentu dan mengendalikannya sehingga bersifat motorik, cerebrum dibagi menjadi beberapa area. 

    
                            
  1. Area motorik: berperan untuk merespon rangsang yang sampai ke otak melalui informasi atau perintah yang dikirim ke efektor misalnya otot, kulit dan kelenjar.
  2. Area sensorik: menerima rangsang dari organ penerima (reseptor) yang terletak di indra.
  3. Area asosiasi: berperan dalam proses belajar, seperti berpikir, membuat keputusan, kesimpulan, menyimpan ingatan, dan kegiatan yang berkaitan dengan belajar bahasa.      



  • Otak Tengah (Midbrain): Letaknya di depan jembatan varol, merupakan lobus optik yang berfungsi sebagai pusat dari refleks mata dan pendengaran.

  • Otak Depan ( Diensefalon): Letaknya di depan otak tengah. Terdiri atas hipotalamus dan talamus. Talamus merupakan pusat pengatur sensoris, yaitu menerima semua rangsang yang berasal dari sensorik cerebrum. Hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu tubuh, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, kesadaran, dan menumbuhkan sikap agresif. 

  • Otak Kecil (Cerebellum): Letaknya dibelakang otak besar. Berfungsi sebagai pusat keseimbangan otot dan koordinasi otot. Pada bagian bawah cerebellum terdapat jembatan varol yang berfungsi menghantarkan impuls dari kedua bagian cerebellum (untuk menghantarkan impuls dari otak bagian kiri dan kanan tubuh).


B. SUMSUM

     Letaknya dibelakang otak, dibedakan menjadi dua, yaitu sumsum lanjutan (medulla oblongata) dan sumsum tulang belakang.
  1. Sumsum lanjutan: banyak mengandung ganglion atau simpul saraf yang mengatur gerak refleks fisiologi seperti denyut jantung, pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah. Pada bagian ini terdapat bagian yang menghubungkan sumsum tulang belakang dan otak yang disebut pons yang berfungsi mengatur pernapasan.
  2. Sumsum tulang belakang: letaknya di dalam rongga tulang belakang. Fungsi sumsum tulang belakang adalah:
  • Sebagai penghubung impuls dari dan ke otak.
  • memberi kemungkinan jalan terpendek pada gerak refleks.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang lapisan luarnya berwarna putih,  banyak mengandung dendrit dan akson. Lapisan dalam berbentuk kupu-kupu berwarna kelabu dan banyak mengandung badan sel saraf. Pada bagian dalam yang berbentuk kupu-kupu terdapat bangunan berbentuk sayap yang terdiri atas bagian depan yang disebut akar ventral, dan bagian belakang disebut akar dorsal. Di sentral bagian kelabu terdapat saluran kecil sepanjang sumsum tulang belakang yang disebut kanalis sentral yang berisi cairan serebro spinal






Sumsum tulang belakang dan otak terbungkus oleh selaput yang disebut meninges. Yang terdiri atas tiga lapisan: 
  1. Durameter, melekat pada tulang belakang.
  2. Piameter, melekat pada permukaan sumsum atau otak.
  3. Araknoid, terletak diantara durameter dan piameter.

2. SISTEM SARAF TEPI (SST)

SST terdiri atas serabut-serabut saraf yang menghubungkan pusat dengan alat-alat tubuh. Serabut saraf tersebut terdiri atas sel-sel saraf yang berfungsi membawa impuls saraf dari reseptor ke pusat (saraf aferen) dan serabut saraf yang membawa impuls dari pusat ke efektor (saraf eferen). Serabut saraf yang keluar dari otak disebut serabut saraf otak, sedangkan yang keluar dari sumsum tulang belakang disebut serabut saraf sumsum tulang belakang.


I. Serabut saraf otak
   Berjumlah 12 pasang yang keluar dari otak. kedua belas saraf otak tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu.
  • Serabut saraf yang hanya terdiri atas neuron sensorik, yaitu saraf ke-1, 2,8.
  • Serabut saraf yang hanya terdiri atas neuron motorik yaitu saraf ke-3,4,6,11,12.
  • Serabut saraf yang terdiri atas neuron sensori dan motorik yaitu, saraf ke-5, 7,9,10.


Tabel 1 Macam-macam serabut saraf otak dan pengaruhnya

NO
NAMA
JENIS FUNGSI
TEMPAT PENGIRIMAN IMPULS SARAF
FUNGSI
1
OLFAKTORI



2
OPTIK



3
OKULOMOTOR



4
TROKLEAR



5
TRIGEMINAL



6
ABDUSEN



7
FASIAL



8
AUDITORI



9
GLOSOFARING



10
VAGUS



11
SPINAL AKSESORI



12
HIPOGLOSAL




II. Serabut saraf sumsum tulang belakang
     Merupakan gabungan saraf sensorik dan motorik. Serabut saraf sensorik masuk melalui akar dorsal, sedang serabut saraf motorik keluar melalui akar ventral. Serabut saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang.


3. SISTEM SARAF OTONOM

Sistem saraf ini dibedakan menjadi:
  • Saraf Simpatis: berpangkal pada sumsum tulang belakang di daerah leher dan pinggang sehingga sering disebut saraf torakolumbal. Berfungsi untuk mengaktifkan berbagai organ tubuh agar bekerja otomatis. Serabut sarafnya menuju ke otot polos alat peredaran, alat pernapasan, alat pencernaan. Sifat saraf simpatis adalah mengaktifkan kerja alat.
  • Saraf Parasimpatis: berpangkal pada sumsum lanjutan dan di sakrum. Sifat kerja saraf ini berlawanan dengan kerja saraf simpatis.  Bila saraf simpatis yang menuju ke suatu alat tubuh bekerja mengaktifkan maka kerja saraf parasimpatis yang menuju ke alat tersebut akan menghambat. Sebaliknya jika kerja saraf simpatis menghambat fungsi suatu alat maka saraf parasimpatis akan mengaktifkannya. Efek kerja yang berlawanan akan menghasilkan peristiwa yang menuju keadaan normal.










Daftar Pustaka
Campbell, N.A. et al. 2006. Biology Concepts & Connection. Edisi ke-5. San Fransisco: Pearson-  
         Benjamin Cummings.
Irnaningtyas. 2014. Biologi. Jakarta. Erlangga.
Mader, S. 1998. Human Biology. Edisi ke-5. Boston: WCB/McGraw Hill.
Prawirohartono, Slamet. Sains Biology. Jakarta. Bumi Akasara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar