Rabu, 30 September 2020

ORGAN TUMBUHAN

 

 

ORGAN TUMBUHAN

1. Akar

Fungsi akar:
a. Tempat menambatkan tubuh tumbuhan pada posisi tertentu.
b. Menyerap air dan garam-garam anorganik dari dalam tanah.

1) Struktur bagian luar (Morfologi akar)

  • Leher atau pangkal akar, merupakan bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
  • Ujung akar, merupakan titik tumbuh akar yang dilindungi oleh tudung akar ( kaliptra).
  • Batang akar, merupakan bagian akar yang terletak antara leher akar dan ujung akar.
  • Cabang-cabang akar, merupakan bagian yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang tetapi keluar dari akar pokok.
  • Serabut akar, merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
  • Rambut akar atau bulu-bulu akar, merupakan penonjolan sel-sel kulit luar (epidermis) yang sesungguhnya dan akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan umumnya relatif pendek.
  • Tudung akar ( kaliptra), terletak paling ujung dan berfungsi untuk melindungi akar terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah.

2) Struktur bagian dalam (Anatomi akar)

  • Epidermis: Susunan sel-sel epidermis rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Sebagian sel epidermis membentuk rambut akar dengan pemanjangan ke arah lateral dari dinding luarnya. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut. Bulu akar memperluas permukaan akar sehingga penyerapan lebih efsien.
  • Korteks: Letak korteks langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antarsel yang berperan dalam pertukaran gas. Sebagian besar korteks dibangun oleh jaringan parenkim. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.
  • Endodermis: Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sebagian besar sel endodermis memiliki bagian seperti pita yang mengandung gabus (zat suberin) atau zat lignin. Bagian ini disebut pita kaspari. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik kaspari. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti huruf U, disebut sel U, sehingga air tidak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap. Jadi, endodermis berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat.
  • Silinder pusat/stele: Silinder pusat/ stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri atas berbagai macam jaringan, yaitu:(1) Perisikel/ perikambium. Merupakan lapisan terluar dari stele yang tersusun atas satu atau beberapa lapis sel. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan sekunder dan pembentukan akar ke samping.(2) Berkas pembuluh angkut. Berkas pembuluh angkut terdapat di sebelah dalam perisikel. Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada dikotil di antara xilem dan foem terdapat jaringan kambium. (3) Empulur. Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri atas jaringan parenkim. Empulur hanya terdapat pada akar tumbuhan dikotil.

2. Batang

Fungsi batang:
a. Sebagai penyangga.
b. Menyalurkan air dan mineral yang penting ke seluruh bagian tumbuhan.


Sama dengan struktur akar, struktur batang terdiri atas struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dibedakan menjadi struktur tumbuhan berkayu dan struktur tumbuhan tak berkayu (herba). Sedangkan struktur dalamnya terdiri dari bagian epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.

1) Struktur luar
Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.

a) Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.
b) Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat klorofill, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang.

2) Struktur dalam
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatomi maupun morfologinya.

a) Batang dikotil
Pada ujung batang tumbuhan dikotil terdapat titik tumbuh berupa meristem apikal (ujung). Di belakang meristem apikal secara berurutan terdapat protoderm yang nantinya akan membentuk epidermis dan prokambium, di mana prokambium akan membentuk xilem, floem, dan kambium vasikuler, serta meristem dasar yang akan membentuk empulur dan korteks.

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan  dari luar ke dalam adalah:

(1) Epidermis
Epidermis batang tumbuhan dikotil merupakan selapis sel pipih yang tersusun rapat dan tidak mempunyai ruang antarsel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus (lentisel) yang dibentuk dari kambium gabus. Lentisel berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan.

(2) Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri atas beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. Korteks batang terdiri atas korteks luar dan korteks dalam (endodermis). Korteks luar tersusun atas sel-sel kolenkim yang berkelompok atau sel-sel kolenkim yang berselang-seling dengan sel parenkim yang membentuk lingkaran tertutup. Korteks luar tidak dijumpai pada batang setiap jenis tumbuhan. Korteks dalam (endodermis) disebut juga kulit dalam, terdiri atas sel-sel parenkim dan tersusun atas selapis sel. Terdapat pada batang setiap tumbuhan dan merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Angiospermae mengandung zat tepung sehingga lapisan sel tersebut disebut seludang pati, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
 

(3) Stele/silinder pusat
Stele merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Pada bagian dalam perikambium terdapat empulur dan berkas vasikuler yang tersusun dari xilem dan floem. Empulur merupakan parenkim yang berada di tengah-tengah stele. Empulur juga berada di sekitar berkas vasikuler berbentuk seperti jari-jari sehingga disebut jari-jari empulur. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral terbuka yang artinya xilem dan floem terletak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar tersusun seperti cincin. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan dikotil, batangnya berkayu keras dan hidupnya menahun. Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup. Sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan menebal sehingga pada batang tampak berlapis-lapis. Setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun. Lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan lingkaran tahun.

b) Batang monokotil
Meristem apikal tumbuhan monokotil berukuran lebih kecil dari meristem apikal tumbuhan dikotil. Meristem tersebut membentuk tunas aksiler (tunas di ketiak daun), bakal daun, dan epidermis. Di bawah meristem apikal terdapat meristem perifer (meristem tepi) yang merupakan meristem primer yang melebar dan menebal di sekitar meristem apikal. Meristem primer berkembang menjadi bagian utama batang yang berisi ikatan pembuluh. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup, artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon hanjuang (Cordyline sp.) dan pohon nenas seberang (Agave sp.). Seperti pada tumbuhan dikotil, tumbuhan monokotil juga tersusun atas lapisan epidermis, korteks, dan stele.

(1) Epidermis
Epidermis batang tumbuhan monokotil memiliki dinding sel yang lebih tebal dari tumbuhan dikotil. Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang dilengkapi dengan stomata dan bulu-bulu.
(2) Korteks
Korteks batang tumbuhan monokotil berupa jaringan yang terdapat di bawah epidermis. Korteks umumnya terdiri atas sel-sel sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi untuk memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang.
(3) Stele
Stele batang tumbuhan monokotil merupakan jaringan di bawah korteks. Umumnya, batas antara stele dan korteks tidak jelas. Stele berisi berkas vasikuler yang tersebar pada empulur, terutama terdapat
dekat dengan kulit batang. Secara morfologi batang tumbuhan dikotil biasanya bercabang-cabang,
ruas-ruasnya tidak tampak dengan jelas, serta mengalami pertumbuhan sekunder (membesar). 

3. Daun
Daun terletak di bagian atas tumbuhan dan melekat pada batang. Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting, membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun sering memiliki lapisan yang mengkilat dan tahan air. Beberapa daun memiliki duri untuk melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk bertahan di udara dingin.

1) Struktur daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk jaringjaring pembuluh angkut. Struktur daun dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.

a) Struktur luar
Secara morfologi daun terdiri dari:

  • Helaian daun ( lamina).
  • Tangkai daun ( petiolus), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
  • Pelepah daun (folius), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.

Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu. Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun.

 

Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:

  • menyirip, misalnya pada daun mangga
  •  menjari, misalnya pada daun pepaya
  • melengkung, misalnya pada daun gadung
  • sejajar, misalnya pada daun jagung,

 

Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung. 

b) Struktur dalam

(1) Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar daun. Epidermis dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada lapisan ini tidak terdapat ruang antarsel. Di antara sel epidermis terdapat stomata/mulut daun, yang berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Stomata pada permukaan bawah daun letaknya tersebar dan jumlahnya lebih banyak daripada permukaan atas
daun. Pada tumbuhan teresterial, stomata banyak dijumpai pada bagian bawah permukaan daun, sedangkan pada tumbuhan air stomata lebih banyak terdapat pada permukaan atas daun.

(2) Mesofil

Mesofil daun merupakan jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga karang). Kedua jaringan mengandung kloroplas. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antarsel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplasnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang antarsel. Ciri khas jaringan spons yaitu adanya lekukan-lekukan
yang menjadi penghubung antarsel.

(3) Jaringan pembuluh
Jaringan pembuluh daun ( xilem dan floem) merupakan lanjutan dari jaringan batang dan tangkai daun. Jaringan pembuluh terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar